01 July 2012

Tepuk Nyamuk

Ada satu kebiasaan yang sering dilakukan teman-teman sekelas saya semasa SMA. Namanya Tepuk Nyamuk. Berbeda dengan tepuk tangan, tepuk nyamuk dilakukan hanya dengan sekali tepukan, persis seperti orang kalau menepuk nyamuk. Entah siapa yang memprakarsai kekonyolan ini. Tapi seingat saya, saat itu salah seorang teman baru saja selesai presentasi di depan kelas dan penampilannya sangat bagus. Ia memberikan penjelasan yang mendetail tapi mudah dipahami serta menyajikan data-data yang cukup lengkap. Seperti tradisi umumnya, presentasi seseorang atau suatu kelompok diakhiri dengan tepuk tangan, setelah guru memerintahkan tentunya. Tapi saat ia selesai mengucapkan terima kasih dan salam, beberapa anak laki-laki langsung menyeletuk, “Tepuk nyamuk!!!”. Dan entah kenapa, serentak tiga baris meja ke belakang menepuk tangan mereka dengan sekali tepukan. Kontan saja kami semua tertawa karena kesannya terdengar seperti tepuk tangan yang ditahan.

Setelah kejadian itu, Tepuk Nyamuk pun naik daun. Jika ada yang bercerita dengan lancar tanpa titik seperti komentator bola, bukan lagi disela dengan seruan “Gooolll...!!” tapi berganti dengan, “Tepuk nyamuuukkk...!!” Jika ada yang sibuk memetik gitar dan menyanyikan lagu-lagu sendu, kami akan merusak suasananya dengan Tepuk Nyamuk. Termasuk juga saat pengumuman juara kelas, sang juara tidak lagi mendapatkan tepuk tangan yang meriah, tapi hanya sekedar Tepuk Nyamuk. Semakin lama kekonyolan ini menular ke kelas lain. Tepuk Nyamuk tidak lagi hanya eksis di dalam kelas tapi juga mulai merambah ke berbagai event sekolah seperti pekan olahraga dan seni antar kelas atau lomba dance. Dan tidak ada masalah dengan hal ini. Saya bahkan sering melihat para guru tersenyum-senyum melihat tingkah kami. Tapi seiring dengan kelulusan kami, popularitas Tepuk Nyamuk pun pudar dan hanya hadir kembali bila kami reuni kecil-kecilan.
 
;