26 June 2012

Lagi Ngelantur

Berbicara tentang menulis, saya termasuk manusia yang mengobati luka dan sepi (halah) dengan cara mencoret-coret microsoft word.

 
Kadang ada hal yang ingin saya diskusikan dengan orang lain tapi bingung bagaimana memulainya. Ujung-ujungnya saya hanya bisa menuliskan pikiran-pikiran itu di atas kertas atau microsoft word. Menulis telah menjadi semacam penawar yang tidak bisa digantikan dengan yang lain *menerawang ke langit*.

Orang-orang yang pernah tinggal bersama saya pun umumnya seperti itu. Mereka suka menulis bahkan memang ada penulis di antaranya. Kalau tidak salah dia sudah menerbitkan tiga antologi cerpen. Ada juga yang senang membuat puisi dan mencoret-coret blog. Pokoknya inilah yang membuat saya betah tinggal serumah dengan mereka walau air PAM jarang ngalir (T_T).

Sewaktu masih di bangku SMA, saya belum punya komputer, jadi lebih sering menulis di atas kertas dan menuangkan pikiran-pikiran atau pertanyaan-pertanyaan saya di sana. Kemudian kertas-kertas itu saya satukan. Tapi kebanyakan ia menjadi tulisan sepi yang mengendap bersama waktu. Akhirnya saya membakarnya sendiri sehari sebelum berangkat ke kota tempat saya kuliah. Dan kebanyakan pikiran ataupun pertanyaan-pertanyaan dalam kertas itu tidak mendapatkan penyelesaian.
24 June 2012

Blogger Favorit

Dua tahun lalu saya menemukan sebuah blog pribadi yang isinya, apa ya tepatnya...keren. Yah, sangat keren. Awalnya saya hanya membaca postingan yang lucu-lucu saja karena kebanyakan tulisannya berat-berat, lebih berat dari sekarung beras. Tapi lama kemudian saya jadi penasaran dengan tulisannya yang lain. Jadilah saya mendownload seluruh isi blog itu dan menghabiskan waktu seminggu untuk membaca semuanya. Sebagian besar tulisannya sering membuat kepala saya pening bahkan kadang mual-mual mencerna isinya. Yah, otak saya memang lamban. Dan gara-gara membaca blog ini jugalah saya sering menunda bertemu dengan dosen pembimbing, menolak ajakan teman untuk jalan-jalan, bahkan seharian bisa tidak keluar rumah. Ini memang keterlaluan, tapi saya sudah meniatkan untuk terlebih dahulu membaca habis tulisannya yang mencapai ratusan itu.

Singkat kata, seluruh postingnya saya khatamkan walau hanya sedikit yang bisa tersimpan di memori otak. Dalam banyak hal, saya tidak sependapat bahkan kadang geram dengan pemikirannya. Tapi seringkali pula tulisannya membuat saya merenung dan mengangguk-angguk setuju. Malah -ah, saya malu mengakuinya- saya pernah menangis karena tulisannya. Entah kenapa seperti ada yang hilang pada diri orang itu. Saya juga tidak tahu apa, mungkin hanya pendapat subjektif saya saja. Tapi rasanya seperti ada kesedihan yang selalu terselip di antara tulisan-tulisannya. Jujur saja orang ini adalah blogger favorit saya. Dan karena orang ini pula, untuk pertama kalinya saya mulai menulis di blog. Boleh dibilang dia banyak memberikan inspirasi buat saya.
23 June 2012

Will You Miss Me ?

Aku merindukanmu.
Sepintas terdengar klise. Tapi ternyata tak semua orang bisa mendapatkannya. Kalimat “Aku merindukanmu” hanya berlaku pada mereka yang keberadaannya diinginkan. Setiap manusia pasti ingin keberadaannya diharapkan. Saya tidak ingat ini quote siapa dan dari mana tapi saya pernah membaca sebuah kalimat bahwa saat kau telah dilupakan maka saat itu juga kau telah mati. Ciri orang yang dilupakan adalah ketiadaan dan keberadaannya sama saja. Atau lebih parah, ketiadaaanya lebih diinginkan dibanding keberadaannya.

Buku Notes From Qatar 2 membagi manusia menjadi lima macam. Manusia wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Manusia wajib adalah manusia yang keberadaannya selalu dirindukan karena bermanfaat bagi orang lain dan ketiadaannya akan membuat orang-orang kehilangan. Manusia sunnah adalah mereka yang kehadirannya membawa manfaat tapi ketiadaannya tidak membuat orang-orang merasa kehilangan. Manusia mubah adalah mereka yang keberadaan dan ketiadaannya sama saja, tidak bermanfaat juga tidak merugikan. Manusia makruh adalah mereka yang keberadaannya justru merugikan dan ketiadaannya membuat orang tidak apa-apa. Dan manusia haram adalah mereka yang kehadirannya selalu membawa bencana sehingga ketiadaannya lebih dirindukan karena orang merasa tenang.

Mengatakan rindu pada seseorang bukanlah hal yang sepele. Kalimat ini adalah bukti bahwa orang itu penting bagimu atau kau penting bagi orang itu. Coba hitung-hitung berapa banyak orang yang selama ini mengatakan rindu padamu. Jika terlalu banyak sampai kau tidak bisa menghitungnya, kuucapkan selamat, kau sangat beruntung. Jika ada beberapa, bersyukurlah, keberadaanmu masih diinginkan. Jika tidak ada sama sekali, yah, kau masih bisa mengubahnya.

Merasa Beruntung

Kalau melihat anak-anak sekarang, saya sering merasa beruntung lahir dan menjalani masa kecil sebelum mereka. Waktu memang selalu membawa perubahan. Dulu, anak-anak lebih banyak bermain di alam terbuka. Mereka lebih sering menjelajah dan lebih dekat dengan alam. Lebih sering mandi di sungai, waktu bermain dihabiskan dengan mencari cacing sebagai umpan ikan, lebih sering tidur di atas pohon dibanding di kamar, sampai bertualang ke gua-gua yang dianggap keramat. Mainannya pun adalah warisan turun temurun seperti Engrang, kelereng, lompat tali, Tangkal, Asing. Sekarang semua jenis permainan itu terancam punah. Anak-anak lebih sering dibawa ke Time zone yang bisa dijumpai di pusat perbelanjaan. Area sempit yang kebanyakan mainannya plastik. Mereka jadi semakin asing dengan alam.


Sehabis shalat maghrib biasanya anak-anak akan tetap tinggal di masjid untuk belajar mengaji sampai masuk waktu shalat Isya. Semakin hari hal ini semakin jarang dijumpai. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya main PS atau game online dibanding mengaji. Orang tua juga lebih suka memanggil guru privat mengaji karena anak-anak tidak punya lagi semangat ke mesjid. Perubahan juga merembes pada gaya berpakaian. Anak perempuan generasi sebelumnya selalu memakai baju yang sopan meski berada di dalam rumah. Sementara saat ini, anak-anak SD pun tidak malu lagi keluar rumah dengan hanya memakai baju tali temali dan rok mini.

Bukan apanya, saya hanya bersyukur dengan hidup ini. Bersyukur lahir di tengah-tengah lingkungan yang masih menjaga budaya seperti itu. Bersyukur lahir di masa internet belum luas dipakai sehingga saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku dibanding duduk di depan laptop sambil online. Waktu memang selalu membawa perubahan tapi ada hal-hal yang patut dipertahankan.

Sebaliknya

Orang dewasa selalu berkata, "Anak muda sulit dipahami." Aku pun ingin mengatakan sebaliknya.

Menginginkan Keinginan

Pagi tadi saya membaca sebuah tulisan yang membuat saya galau seharian. Sepanjang perjalanan hari ini kepala saya dipenuhi oleh tulisan itu. Mungkin terdengar sederhana, tapi tidak semua bahkan mungkin sebagian besar orang tidak bisa melakukannya. Tulisan itu mengulas sedikit tentang arti kebahagiaan. Penulisnya menyimpulkan bahwa kebahagiaan baginya adalah jika kita benar-benar mengetahui apa yang kita inginkan.

Saya kadang merasa kacau dengan diri sendiri. Saat kecil saya sering panik jika ditanya oleh guru, “Kamu ingin jadi apa ?”. Dan jawaban yang saya berikan selalu berubah. Kadang saya bilang ingin jadi guru (ini jawaban umum). Kadang bilang ingin jadi arkeolog (ini gara-gara Rei) bahkan pernah bilang ingin jadi astronom (ini karena kecintaan saya pada bulan dan benda-benda yang muncul di langit malam).

Berbicara tentang keinginan, saya pernah punya keinginan konyol untuk tinggal di bulan . Keinginan ini muncul setelah nonton film science fiction yang saya sudah tidak ingat lagi judulnya. Ending film itu memperlihatkan sebuah pesawat luar angkasa yang sudah tidak bisa kembali ke bumi dan terus bergerak menuju matahari sampai kehabisan bahan bakar. Di dalam pesawat itu tertinggal seorang wanita yang memandang ke luar melalui jendela, menunggu kematiannya. Beberapa tahun kemudian, saya menonton sebuah anime berjudul Gundam. Saya jadi sering berpikir bahwa hidup di luar angkasa seperti yang digambarkan dalam anime ini pasti sangat menyenangkan.

Katanya, orang-orang lebih banyak mengetahui apa yang tidak mereka inginkan dibanding apa yang mereka inginkan. Kita hidup di dunia yang selalu menuntut dengan ribuan pertanyaan. Ingin masuk sekolah mana, nanti lanjut kuliah dimana, pilih jurusan apa, IPK-nya berapa, kapan skripsinya selesai, kapan wisudanya, kapan kerja, kerja di mana, gajinya berapa, kapan menikah, kapan punya anak, mau punya anak berapa, anaknya sudah kelas berapa, anaknya dapat ranking berapa dan seterusnya. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan ada habisnya sampai kita mati. Dan hidup kita dihabiskan untuk menjawab pertanyaan itu. Kenapa ? Karena kita takut tidak bisa hidup sesuai tuntutan masyarakat. Kita takut tidak bisa menjadi seperti apa yang masyarakat inginkan. Kita selalu ingin memperlihatkan yang terbaik sehingga lupa untuk bertanya pada diri sendiri, “Inikah yang saya inginkan ?” Orang-orang yang tidak tahan memilih bunuh diri sebagai penyelesaiannya. Mungkin karena tuntutan itu jugalah alasan kenapa saya pernah punya keinginan tinggal di luar angkasa

Saya terkesan pada seorang tokoh bernama Inuzuka dalam dorama Nankyoko Tairiku yang nekat ikut serta dalam petualangan ekspedisi Antartika hanya untuk menemukan apa yang diinginkannya dalam hidup. Mencari apa yang kita inginkan membuat kita seperti terombang-ambing di tengah waktu yang berdetak cepat. Dan tanpa disadari, waktu telah melangkah terlalu jauh. Yah, sepertinya hal yang paling sulit di muka bumi ini adalah selalu mengetahui dengan akurat apa yang benar-benar kita inginkan. Tapi bukankah itu lebih baik dibanding tak punya keinginan sama sekali ? Mati karena berusaha keras mencari tahu apa yang kita inginkan lebih baik dibanding mati bunuh diri tanpa tahu apa-apa.
15 June 2012

Kebetulan ?

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya telah diatur. Saya percaya itu. Seperti cerita tentang dua anak kembar yang hidup terpisah tetapi ternyata tinggal di kota yang sama, menikah di hari yang sama, bahkan lagu pernikahan yang dinyanyikan juga sama persis. Dan seperti malam ini, walau tidak sama persis tapi mempunyai inti yang sama. Saat membaca tulisan dari dua orang yang berbeda dengan tema yang sama. Yang satu menulis tentang perempuan dewasa dan satunya lagi menulis tentang keibuan. Hmm...
10 June 2012

Nakyoku Tairiku


“Jika, seperti yang kau katakan, sebuah mimpi bisa mengubah Jepang. Aku ingin melihatnya dengan mataku sendiri” 
 -Himuro Haruaki-
Yosh, sekarang saya mau mengulas dorama lagi. Kali ini adalah dorama yang disebut-sebut sebagai dorama termahal sepanjang sejarah TBS, Nakyoku Tairiku (Benua Antartika).

Dorama ini menceritakan perjuangan Kuramochi dkk bersama anjing-anjing Sakhalin Huskie mengembarai benua yang belum pernah tersentuh sebelumnya, Benua Antartika. Berlatar era pasca perang tahun 1955, saat perlahan-lahan Jepang bangkit setelah kekalahan dalam perang dunia II. Antartika merupakan tempat yang memegang banyak kunci misteri di bumi. Banyak daerah-daerahnya yang belum pernah terjamah manusia. Antartika adalah satu-satunya tempat dimana jepang bisa berdiri selaras dengan sisi dunia lainnya. Dengan kata lain, Ekspedisi Antartika akan mengakhiri era pasca perang.

Ekspedisi Jepang ke Antartika yang pertama kali dilakukan tahun 1912 dipimpin oleh Letnan Shirase. Tapi karena keadaan yang keras membuat mereka tidak bisa melakukan pengamatan. Ayah Kuramochi yang merupakan seorang pelaut adalah salah satu anggota ekspedisi tersebut. Dalam konferensi Internasional di Brussels, semua negara yang hadir kecuali jepang adalah negara-negara yang menang dalam perang dunia II. Banyak negara yang menolak keikutsertaan Jepang, namun entah kenapa akhirnya jepang berhasil diterima dalam ekspedisi Antartika.

Awalnya ekspedisi ini ditentang oleh pemerintah karena memerlukan biaya 500 juta yen. Dalam pandangan anggaran nasional saat itu, jumlah tersebut terlampau mahal. Sementara di saat yang sama, jepang memfokuskan diri pada pengembangan nuklir. Kuramochi kemudian meminta dukungan masyarakat dengan bantuan Utsumi melalui media surat kabar dan mengumpulkan sumbangan dari perusahaan-perusahaan. Dalam pembagian area survei, Jepang ditempatkan di pantai Prince Harald. Prince Harald berada di bagian timur Antartika, antara stasiun Mawson dan stasiun Norwegia. Sayangnya tempat ini “Inaccessible”, tidak dapat diakses.

Saat-saat yang genting itu memunculkan harapan baru ketika anak-anak yang mendukung penuh ekspedisi Antartika, mengumpulkan koin sumbangan. Dengan segera kotak sumbangan dibentuk di sekolah-sekolah di seluruh negeri. Setelah itu perhatian Jepang mulai tertuju pada ekspedisi Antartika yang sebelumnya diabaikan, bahkan akhirnya diakui secara resmi sebagai proyek nasional. Banyak perusahaan-perusahaan mengesampingkan keuntungannya dan memberikan dukungan mereka pada ekspedisi Antartika. Mereka antara lain adalah Honda Suichiro, pendiri Motor Honda Company. Juga  Ibuka Masaru dan Morita Akio yang merupakan teknisi dari Tokyo Telecommunications Engineering Corp yang kelak mendirikan Sony.

Selanjutnya, Jepang mempunyai waktu satu tahun untuk mempersiapkan diri. Yang pertama dilakukan adalah merekrut anggota tim lalu membangun stasiun penelitian. Dan terakhir, mencari kapal yang akan membawa tim ekspedisi ke Antartika. Dalam proses perekrutan, ada seorang remaja laki-laki bernama Inuzuka. Ia adalah pelajar yang sedang meneliti Aurora. Ketika sesi wawancara, ia terpaksa berbohong bahwa pernah melatih anjing Sakhalin. Kenyataanya, ia adalah manusia yang kebingungan dalam hidup. Inuzuka berpikir bahwa mungkin sepulang dari ekpedisi itu, ia bisa tahu apa yang ia ingin lakukan di samping juga keinginannya meneliti Aurora secara langsung.

Karena seluruh kapal pemecah es telah habis dibeli negara lain, maka Jepang yang tidak kebagian memutuskan merekonstruksi sebuah kapal bernama Soya. Soya adalah kapal perang tua yang disebut sebagai kapal ajaib. Berapa kali pun Soya dikirim ke medan perang, ia selalu kembali dengan selamat. Sebelas tahun setelah kalah perang, bersama Soya, semangat orang-orang Jepang bangkit dari reruntuhan. Kamis, 8 November 1956 adalah momen keberangkatan Soya dan tim eskpedisi menuju Prince Harald Antartika, membuktikan pada dunia bahwa mereka bisa bertahan di tempat yang di peta dilabeli dengan “Inaccesible” itu.

Setelah menimbang bahwa pengamatan tidak bisa dilakukan hanya dengan waktu yang sebentar, maka dibentuklah Tim Ekspedisi Lintas Musim Dingin Antartika yang pertama. Tim ini akan tinggal di Antartika selama setahun dan melewati musim dingin di sana. Ekspedisi ini beranggotakan 11 orang. Pemimpinnya adalah profesor Hoshino Eitaro. Berturut-turut anggotanya adalah Kuramochi yang bertugas sebagai asisten, Utsumi Noriaki bertanggung jawab atas pers dan urusan umum, Yokomine Shinkichi bertanggung jawab atas komunikasi. Tani Kennosuke bertanggung jawab atas perawatan medis, Samejima Naohito bertanggung jawab atas mesin. Funaki Ikuzo dan Arashiyama Hajime bertanggung jawab atas konstruksi. Yamazato Manpei bertanggung jawab atas makanan alias koki. Inuzuka Natsuo bertanggung jawab atas kereta luncur anjing. Dan terakhir, Himuro Haruaki bertindak sebagai auditor. Dari sini, petualangan sebelas manusia dan 19 Anjing Sakhalin selama setahun di Antartika pun dimulai. Apakah mereka semua selamat dalam petualangan tersebut ? Selamat menonton...

Komentar :
Ini yang selalu saya suka dari dorama jepang, tentang mimpi, semangat dan pengorbanan. Doramanya selalu bisa bikin nangis tanpa harus melibatkan sisi romantis di dalamnya. Persahabatan manusia dan anjing pun bisa dibuat mengharu biru begitu, di samping backsound-nya yang memang mendukung. Anjing-anjingnya juga pintar berakting. Raut wajah senang dan sedihnya terekam jelas.

Menonton dorama ini sekali lagi membuat saya terkagum-kagum dengan dorama Jepang. Pantas saja dorama ini menghabiskan banyak biaya, syutingnya saja sampai Antartika. Dari segi pemain, hanya sedikit yang saya tahu. Sebagiannya adalah wajah-wajah yang baru saya lihat. Takuya Kimura seperti biasa, aktingnya natural. Saya selalu menebak-nebak bahwa mungkin seperti itulah ia di dunia nyata. Ayase Haruka sebagai Miyuki sudah pernah menjadi lawan main Kimutaku di dorama sebelumnya, Mr. Brain. Tapi menurutku akting Haruka agak kaku. Dia lebih cocok berperan sebagai Himono-Onna di Hotaru no Hikari. Yamamoto Yusuke sebagai Inuzuka juga sudah tidak asing lagi. Ia sudah sering muncul di berbagai dorama dan film seperti Hanazakari no Kimitachi e dan Paradise Kiss

Aktor yang berperan sebagai Yokomine juga pernah main dalam dorama Bloody Monday. Dan yang bikin salut adalah si Profesor Hoshino. Lagi-lagi saya dibuat pangling dengan perbedaan karakter yang dia mainkan. Nanti sampai di episode tiga saya baru sadar kalau si Profesor Hoshino yang sabar dan sering tersenyum ini adalah orang yang sama dengan yang main di Mr. Brain sebagai polisi temperamen dan suka ngamuk-ngamuk. Perbedaan karakter yang dia mainkan seperti bumi dan langit. Salut...!! Lewat dorama ini akhirnya saya bisa melihat lagi adegan perpisahan di dermaga. Umumnya adegan perpisahan terjadi di bandara. Padahal menurutku, kesan sedih lebih tertangkap jika latarnya adalah laut dan kapal, lebih mengharukan gimana gitu. Dan seperti dorama pada umumnya, banyak adegan klise di sini, tapi saya tetap suka karena petualangannya seru.

Terakhir, tentang tokoh yang paling saya suka, Himuro Haruaki. Sikapnya kaku, pemikirannya realistis dan posisinya selalu dilematis sebagai penyeimbang antara pemerintah dan tim ekspedisi. Awalnya saya tidak suka tokoh ini karena seperti ada kesan jahat. Tapi setelah episode demi episode berlalu, baru ketahuan kalau dia pun memiliki kenangan yang menyakitkan. Pengorbanannya demi ekspedisi Antartika yang ketiga membuat saya simpati. Yang paling berkesan dari Himuro adalah saat ia bermain bersama anjing-anjing yang menyelamatkannya dari badai salju. Untuk pertama kalinya dia benar-benar tersenyum, bukan menyeringai seperti biasanya. Dan senyumnya itu benar-benar manis.

Orang-orang dilahirkan untuk mengumpulkan pengalaman 
-Albert Einstein-
03 June 2012

What's Your Choice ?

Di dunia ini kita sering menemukan hal-hal yang tidak masuk di akal, termasuk pilihan manusia. Banyak yang bilang, hidup itu pilihan. Benar. Dalam hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan. Mau masuk Universitas, kita harus memilih universitas mana dan jurusan apa yang kita inginkan. Belanja di pasar kita selalu dihadapkan pada pilihan. Memilih sepatu, baju, buku atau apapun. Bahkan untuk naik angkot pun kita harus memilih. Intinya pilihan itu selalu ada. Entah itu benar atau salah, baik atau buruk, dan hitam atau putih. Tapi yang sering tidak masuk akal adalah alasan dibalik pemilihan itu. Anggap saja begini, kau akan melewati sebuah jalan yang sangat gelap dan bahkan saking gelapnya kau tidak bisa melihat jalan tersebut. Di sisi kanan kiri jalan terdapat jurang yang menganga dan setiap saat kau bisa tergelincir masuk ke dalam. Jika seseorang datang menawarkan lentera padamu sebagai penerang atau penunjuk jalan, apa yang akan kau lakukan ? Menerima atau menolak lentera itu. Apa kau bisa menerima alasan jika seseorang menolak lentera itu karena takut  melihat jurangnya? Bukankah dia justru akan jatuh lebih cepat dan juga mati konyol jika mencoba melangkah dengan hanya meraba-raba tanpa penerang dibanding orang yang mau menggunakan lentera itu sebagai penunjuk jalannya. Meski dengan lentera itu dia akan melihat jurang yang mengerikan, tapi bukankah dengannya akan ditunjukkan arah yang benar. Lebih konyol lagi kalau orang yang telah diberi lentera dan sudah tahu mana jalan yang seharusnya dilewati, malah memutuskan melompat ke dalam jurang, tempat yang awalnya ia ingin hindari. Kalau ingin mengatakan bahwa itu adalah pilihannya, memang benar. Tapi pilihan yang kita ambil adalah penentu siapa diri kita dan apakah hidup yang kita jalani berarti atau hanya sekedar jasad kosong yang meraba-raba dalam kegelapan.

Setiap manusia pernah mengambil pilihan yang salah. Tapi sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang memperbaikinya.

Pelampiasan Amarah

Setiap dari kita pasti pernah marah. Entah itu karena rencana hari ini berantakan, terlalu lama menunggu seseorang yang tak kunjung datang, menghilangkan barang berharga, ataupun karena hal lainnya. Apa yang sering kita lakukan saat berada di puncak kemarahan? Berteriak, menangis, mencaci maki, mengancurkan barang-barang, menahannya atau malah mengalihkannya dengan mengerjakan sesuatu yang lain? Dari beberapa teman yang saya perhatikan, ada di antaranya yang jika berada di puncak kemarahan, justru akan menangis alih-alih mencaci-maki. Tapi ada juga yang sebaliknya. Saya pernah mendapati punggung tangan teman saya lebam karena meninju tembok demi melampiaskan amarahnya (untung bukan meninju orang). 

Sewaktu SMA, ketika marah, saya akan meninggalkan rumah, tidak peduli apakah diizinkan atau tidak, lalu melarikan motor dengan kecepatan di atas 80 km/jam melintasi jalan raya sampai puas. Karenanya terkadang saya mengalami kecelakaan meski tidak parah, tapi motor ayah saya jadi rusak dan ujung-ujungnya dimarahi lagi (parah). Selain itu biasanya saya mendatangi perpustakaan yang masih buka sampai jam 10 malam kemudian berdiam diri di sana karena tempat itu selalu sepi pengunjung. Jika sudah tidak tahan, saya akan menangis di sudut belakang, di antara tumpukan buku-buku. Atau terkadang saya singgah di dermaga untuk melihat laut atau sekadar memandang bulan.

Hakikat kemarahan itu sendiri adalah darah di dalam hati yang mendidih karena mencari pelampiasan. Kemarahan itu bisa datang karena orang lain, namun terkadang kita sebenarnya justru marah pada diri sendiri dan kita membutuhkan sesuatu ataupun tempat untuk melampiaskannya. Saya pernah melihat seorang bapak yang memarahi anaknya di dalam bus ketika akan pulang kampung karena anak tersebut terus merengek minta digendong oleh sang ayah. Belakangan saya baru tahu kalau bapak itu sedang sakit dan tidak bisa berdiri terlalu lama. Saya mengambil kesimpulan bahwa bapak itu sebenarnya kesal pada dirinya sendiri karena sakit sehingga tidak bisa menggendong anaknya. Mungkin kita berpikir bahwa setelah melampiaskan kemarahan, kita akan merasa sedikit lega. Bisa jadi memang benar, tapi masalah lain akan menyusul akibat perbuatan kita itu. Entah dari orang yang kita sakiti seperti rasa benci dan sakit hati ataupun materi lain yang hancur karena pelampiasan kita seperti motor saya yang rusak tadi (kan mahal tuh).

Di sisi lain ternyata ada cara pelampiasan unik yang dilakukan oleh sebagian orang. Bila sedang marah, teman saya tidak melampiaskannya dengan kata-kata kasar atau menghancurkan barang-barang. Dia justru melampiaskannya pada cabe, lebih tepatnya cabe hijau. Jika melihat dia duduk di atas kursi dengan tatapan tanpa ekspresi sambil mengunyah cabe hijau sampai beberapa biji, maka kami sudah mafhum bahwa dia sedang marah. Cara kami membantunya hanya satu, yaitu membelikan cabe hijau yang banyak untuk persediaan selanjutnya.

Ada juga seorang teman yang melampiaskannya dengan cara lain. Ceritanya waktu itu ia sedang mencari Hp yang lupa ditaruh di mana berhubung dia memang pelupa akut. Dia telah mutar-mutar mencari Hp itu lebih dari satu jam tapi hasilnya nihil. Sementara Hp-nya tidak bisa dihubungi karena tidak aktif. Di samping itu ia juga sedang menunggu telepon penting dari seseorang. Di puncak kemarahannya yang sebenarnya ia memang marah pada dirinya sendiri, saya berpikir dia mungkin akan berteriak memaki-maki. Tapi ternyata tidak, dia justru mengambil dua buah crayon warna oranye dan merah kemudian menyambar selembar kertas koran dan mulai mencoret-coretinya. Saya menaikkan sebelah alis, mau apa orang ini ? Saya bertanya apa dia baik-baik saja tapi dia hanya diam sambil terus mencoret-coret koran tadi. Saya menghela napas dan berlalu meninggalkannya, mungkin dia butuh waktu sendiri.

Sejam kemudian ia mendatangi saya dan mengatakan bahwa ia telah menemukan Hp-nya yang ternyata digantung di jendela kamar tapi tidak kelihatan karena terhalang kain gorden. Setelah itu ia memperlihatkan koran yang telah dicoret-coret tadi. Dia kemudian menjelaskan bahwa daripada melampiaskan kemarahannya pada orang-orang yang tidak bersalah, lebih baik mencoret-coret koran sampai puas. Lalu dengan bangga ia memperlihatkan hasil karyanya (lihat di bawah). Saya terbengong-bengong. Tadinya saya pikir dia sudah gila, tapi melihat hasil karyanya itu, saya jadi salut (salah urat ^_^).

Hasil pelampiasan amarah. Lumayan kan ?

Kemampuan mengelola suasana hati memang bukanlah sifat bawaan. Ia merupakan hasil dari proses pembelajaran. Lebih dari itu kita harus memahami bahwa setan akan lebih mudah menguasai anak adam tatkala ia sedang marah. Diriwayatkan bahwa iblis yang dikutuk Allah menampakkan diri di hadapan Musa ‘Alaihi wasallam dan berkata, “Hai Musa, jauhilah sikap keras, kerena aku bisa mempermainkan orang yang keras sebagaimana seorang anak kecil memainkan bola....”. Ada juga pepatah yang mengatakan, “Jauhilah amarah, karena ia bisa merusak iman, sebagaimana racun yang bisa merusak madu. Amarah adalah musuh akal”.

Terakhir, jangan menganggap yang menulis ini adalah orang yang paling bisa menahan marah. Dia juga masih terus belajar mengelola suasana hatinya. Jadi, jika suatu saat kalian melihat ia marah dan melakukan kekonyolan, maka tolonglah orang itu. Terima kasih.

“Orang yang kuat itu bukanlah karena bergulat, tetapi orang yang kuat itu yang dapat menguasai diri saat marah.” 
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Hana Kimi, Kekonyolan Para Ikemen

Dorama ini diadaptasi dari manga populer berjudul Hanazakari ni Kimitachi e (For You In Full Blossom) yang ditulis oleh Hisaya Nakajo-sensei. Doramanya sendiri berjudul Ikemen Paradise tapi lebih dikenal dengan Hana Kimi. Kata “Ikemen” dalam bahasa jepang artinya “good-looking guys”. Hana Kimi sebenarnya dorama lama, tapi karena pertama kali saya nonton yang SP, jadi tidak terlalu paham jalan ceritanya. Nah dua tahun lalu, teman saya yang baik hati, tidak sombong, tidak makan sabun dan rajin nabung mendownloadkan dorama ini. Makasih ya!

Ikemen Paradise atau Hana Kimi bercerita tentang seorang gadis bernama Ashiya Mizuki yang pindah sekolah dari California ke Jepang, tepatnya ke Osaka Gakuen, sekolah khusus laki-laki. Ashiya menyamar sebagai laki-laki agar bisa bertemu Sano Izumi, seorang atlit lompat tinggi yang pernah menyelamatkannya sewaktu di Amerika dulu. Sano mengundurkan diri dari lompat tinggi setelah kakinya cedera saat menyelamatkan Ashiya.  Ashiya merasa berhutang budi pada Sano, karena itu ia nekat menyamar jadi laki-laki agar bisa membantu Sano kembali melompat.

Osaka Gakuen adalah sekolah asrama khusus laki-laki yang setiap asrama punya ketua dan ciri khas masing-masing. Asrama 1, leader-nya adalah Tennoji Megumi yang juga merupakan ketua klub karate. Asrama 2, leader-nya adalah Nanba Minami, seorang “Ladies Man”. Kebanyakan penghuni asrama ini berkecimpung di bidang olahraga. Asrama 3, leader-nya Masao Himejima tapi lebih mau dipanggil Oscar. Bidangnya adalah seni drama, teater dan hal-hal konyol lain seperti pemanggilan arwah. Cita-citanya ingin menjadi aktor Hollywood.

Setelah diperebutkan tiga leader asrama karena kemampuan berlarinya yang sangat cepat, Ashiya memutuskan masuk asrama 2 berhubung Sano juga tinggal di sana. Beruntungnya lagi, mereka sekamar. Ashiya, Sano, Nakatsu, Sekime, Nakao, Kayashima dan beberapa siswa lain adalah siswa tahun pertama. Cerita selengkapnya kalian nonton saja sendiri yah.

Komentar saya, dorama ini adalah dorama terkonyol dan terlucu yang pernah saya tonton. Apalagi kalau sudah melibatkan persaingan antar asrama, maka semua hal-hal gila, unik, dan tidak masuk akal tumpah tuah di sini. Berulang kali pun menonton rasanya tidak pernah bosan. Daya tarik Hana Kimi memang ada pada kekonyolan dan pemerannya yang berjibun.

Selain itu saya salut sama para pemerannya yang benar-benar total dalam akting. Banyak aktor dan aktris dalam dorama ini yang hanya berfungsi sebagai figuran tapi mereka tidak main-main dalam berakting. Selain itu, sutradaranya, siapapun ia, pasti orang hebat karena bisa mengontrol banyaknya pemain dengan ide-ide humor yang sangat komikal. Kemampuan akting pemainnya seperti Oguri Shun dan Ikuta Toma tidak diragukan lagi. Kalau Oguri yang memerankan karakter Sano sepertinya memang sudah identik dengan peran kalem dan cool. Kayaknya image itu tidak bisa lepas meski dia sudah pernah memerankan tokoh culun dan polos dalam dorama Binbo Danshi. Ikuta Toma juga berperan sangat bagus. Sebagai Nakatsu, kalau berakting konyol benar-benar konyol tapi kalau akting marah bisa mengerikan.

Selanjutnya Mizushima Hiro. Di antara semua dorama dan beberapa filmnya yang sudah saya nonton, menurutku, Nanba-senpai adalah karakter yang paling cocok dia perankan. Aktingnya lepas dan natural. Dalam pandangan saya, orang ini agak kaku berakting jika memerankan karakter yang serius seperti di dorama Mei-chan no Shitsuji dan film Beck. Tapi kalau dapat peran konyol seperti di Hana Kimi atau Tokyo Dogs, Hiro bisa memerankannya dengan baik. Dia juga agak kaku berperan sebagai berandalan di film Drop dan sangat culun di film Kanojo to no Tadashii Asobikata. Film Mizushima Hiro yang belum saya nonton adalah serial Kamen Rider Kabuto. Entah kapan bisa dapat serial ini. Ada yang punya ?

Kemudian Kimura Ryo yang memerankan tokoh Nakao, manusia gay yang menyukai Nanba-senpai. Ehm, khusus masalah gay, dalam pandangan apapun baik agama, budaya, HAM, jalan hidup atau apapun namanya, saya tidak pernah sepakat dengan fenomena gay. Kupikir dunia tidak perlu diperparah dengan hal-hal semacam ini. Daripada menganggapnya sebagai takdir, kenapa tidak berpikir bahwa itu adalah penyakit yang harus segera diobati. Wokeh, kembali ke tokoh Nakao. Sebenarnya saya kasihan sama aktor yang satu ini karena sering dikasih peran gender ambigu dan kontroversial seperti di dorama Nodame Cantabile. Tapi kalau melihat wajahnya yang lebih condong disebut cantik daripada tampan, mungkin bisa dimaklumi kenapa dia dapat peran demikian. Dari hasil googling, katanya di serial terakhir manganya, Nakao menyatakan cinta pada Nanba-senpai tapi ditolak (huahaha...itu sudah pasti). Tapi, saya salut sama aktor ini. Ryo yang dikasih peran kewanita-wanitaan di Hana Kimi bisa memerankan tokoh berandalan dan tukang bully di dorama Otomen bersama Okada Masaki.

Selanjutnya ada Okada Masaki yang berperan sebagai Sekime Kyogo, seorang atlit sprinter dari asrama 2. Aktor ini juga berperan sebagai tokoh utama dalam dorama Otomen dan film I Give My First Love to You bersama Inoue Mao. Yang paling berkesan dari Sekime di Hana Kimi adalah saat ia memakai kostum cosplay Char Aznable (karakter Gundam) demi menarik perhatian Erika (salah satu personil Hibari Four). Kostum Char dan rambut pirang sangat cocok untuknya. Selain itu, ekspresi Sekime saat Erika bilang bahwa dia adalah fans Gundam juga ngena banget. “Arigatooo...minna”, katanya.

Berikutnya lagi ada Yamamoto Yusuke yang berperan sebagai Kayashima. Kayashima adalah teman sekamar Nakatsu yang bisa melihat hantu, bisa melihat aura orang, bahkan kemampuannya juga bisa dipakai sebagai detektor harta karun (weleh weleh...kemampuan apa ini ?). Sejak awal dia tahu bahwa Ashiya adalah perempuan dengan melihat auranya tapi dia diam saja. Orang ini benar-benar baik. Dan seperti halnya Mizushima Hiro, Yusuke juga adalah alumni Kamen Rider, Kamen Rider Sasword. Sepertinya Kamen Rider di Jepang sangat digemari ya, terbukti dari banyaknya aktor yang memerankan serial ini dengan berbagai versi.

Berikutnya ada Mizobata Junpei sebagai Kazuma. Perannya hanya sedikit di dorama ini, bahkan boleh dibilang sangat sedikit. Tapi sekarang si Junpei telah mengukuhkan dirinya sebagai tokoh Kudo Shinichi, detektif terkenal dalam serial Detective Conan. Aktingnya sebagai detektif juga pas dengan lawan main Kutsuna Shiori sebagai Mouri Ran. Hanya satu hal yang mengganjal bagi saya yaitu cara larinya yang aneh. Berbeda dengan Oguri Shun saat memerankan Shinichi yang mempunyai cara lari yang cool, cara berlari Junpei seperti diseret, tapi secara keseluruhan aktingnya tambah bagus.

Berikutnya Ishigaki Yuma yang berperan sebagai Tennoji, leader asrama 1 dan ketua klub karate. Muka Tennoji lucu sekali saat latihan wawancara. Hubungannya dengan Kanna tidak disetujui oleh bawahannya di klub karate. Yang paling berkesan adalah adegan acara jodoh-jodohan dengan siswi dari St. Blossom yang dilatari sepotong kecil lagu Whitney Housten “I Will Always Love You”. Asli adegan ini kocak banget, ekspresinya Tennoji lucu. 

Meski konyol, sebenarnya semua tokoh masih punya sedikit kewarasan kecuali satu-satunya tokoh ini, Oscar M. Himejima. Astaga, saya selalu berpikir bahwa Oscar (yang diperankan oleh Kyo Nobuo) pastilah orang gila yang ikut casting. Aktingnya benar-benar gokil dan sinting. Tapi saat melihat perannya sebagai pelayan di Mei-chan no Shitsuji, saya ternganga karena karakter dan penampilannya beda jauh, dan dia bisa memerankannya dengan baik. Saya bahkan tidak yakin kalau yang jadi Nezu di dorama Mei-chan dan Oscar di Hana Kimi adalah orang yang sama. Hountoni sugoooi.

Sebenarnya masih banyak karakter yang belum diceritakan tapi di antara semuanya, hanya yang saya sebutkan di atas yang berkesan. Lagipula seperti yang saya bilang tadi bahwa pemeran dorama ini bejibun jumlahnya, jari saya bisa jadi dadu kalau menuliskan semuanya.

Gerhana Bulan

pict from here
Yoo...minna ^_^
Baru saja saya baca berita di Kompas bahwa besok, senin 4 Juni 2012 akan terjadi gerhana "Supermoon"!!! Huaaa...senangnya bisa melihat lagi fenomena ini. Begitu selesai baca beritanya, saya langsung sms ke salah satu teman yang selalu ingin diberitahu jika terjadi sesuatu berkaitan dengan bulan. Pertama dan terakhir kali saya lihat gerhana bulan itu tanggal 16 Juni 2011, hampir satu tahun yang lalu. Dan sekarang gerhana bulan juga terjadi di bulan yang sama. Tahun lalu saya bela-belain begadang sampai jam tiga pagi demi melihat fenomena ini. Gerhana bulan saat itu diberitakan sebagai gerhana bulan terlama yang terlihat di indonesia. Mudah-mudahan besok langit cerah jadi gerhananya bisa terlihat jelas. Aamiin...
 
;