24 September 2011

Menikmati Kesendirian

Setiap orang, siapapun ia, pasti pernah membutuhkan saat-saat untuk sendiri atau lebih tepatnya menyendiri. Entah karena ada masalah, ingin berpikir atau memang karena senang melakukannya. Namun kadang orang-orang di sekitarnya salah mengartikan sikap ini. Inilah yang terjadi pada saya. Akhir-akhir ini aktivitas saya tidak jauh dari dua hal, membaca dan mencoret-coret microsoft word. Jika sudah larut dalam dua hal tadi, saya bisa lupa makan. Nanti mau tidur baru merasa lapar.

Sebenarnya bukan karena apa, tapi di kamar sudah bertumpuk buku-buku yang pernah saya beli dan beberapa buku pinjaman dari teman yang sampai sekarang belum dikhatamkan. Selama menyusun skripsi, buku-buku ini telah sukses membuat saya ngiler ingin membacanya. Tapi karena saya harus fokus dengan hal yang lebih penting dan mendesak maka buku-buku ini saya sembuyikan dalam lemari agar tidak selalu menggoda saya. Nah, setelah skripsi lewat, akhirnya saya bisa melampiaskan rasa “ngiler” yang dulu saya tahan. Saya membongkar kembali buku-buku itu dan membacanya satu per satu.

Aktivitas itu membuat saya empat hari tidak menginjak serambi dan tangga rumah. Tetangga kamar saya bahkan sempat menyindir ketika suatu pagi saya menyapa dan bertanya dia akan pergi kemana. Dia menjawab mau ke kampus dan mengatakan bahwa sebaiknya saya melanjutkan dunia saya. Kening saya berkerut mendengarnya jadi saya bertanya, 
Maaf, dunia yang mana maksudnya ?” 
Dia menjawab, “Ya duniamu, buku-bukumu dan laptopmu!” 
Ooh, saya mengangguk-angguk paham. Saya kembali bertanya, 
Kenapa dengan ‘duniaku’ ?” 
Dia menjawab sambil mengikat sepatunya, “Entahlah, kau seperti larut dalam duniamu sendiri, saya kadang bertanya apa kau masih hidup atau tidak.” 
Mendengar jawabannya kontan saja saya tertawa. Tapi karena dia menatap saya tanpa ekspresi, saya langsung diam.

Setelah dia pergi saya mulai merenungkan kata-katanya. Dia benar. Saya pun menyadari tengah asyik melakukan sesuatu yang bisa disebut “menyendiri”. Seseorang memang bisa tenggelam jika melakukan sesuatu yang disenanginya. Saya pernah membaca tulisan seseorang bahwa jika di rumahnya sudah ada buku-buku, laboratorium dan komputer yang tersambung dengan internet maka dia bisa tidak keluar rumah selama sebulan karena kesenangan sekaligus pekerjaannya berhubungan dengan membaca dan menulis. Lebih dari itu dia mendapatkan kebebasannya dengan sendirian di rumah. Saya memang bukan seorang penulis dan senang membaca meski tidak sampai taraf kutu buku. Tapi ada kesenangan tertentu ketika menenggelamkan diri dengan membaca dan menulis berbagai hal.

Selain itu menyendiri membuat saya bisa berpikir dan merenungkan banyak hal yang tidak bisa saya dapatkan di tengah orang banyak. Berdiskusi dengan orang lain memang perlu tapi kita pun butuh waktu untuk menyelami dunia kita sendiri. Setiap orang punya dunia yang ia tak ingin orang lain memasukinya. Jadi, kupikir kita memang perlu menikmati kesendirian sama seperti menikmati kebersamaan dengan keluarga ataupun kawan-kawan kita.
 
;