Pulang, pulang
Ayo pulang ke rumah
Jika perut sudah lapar,
Jika rasa sedih datang,
Ayo pulang ke rumah
Tempat keluarga menunggu kita
~Song for My Sweet Home~
Komik 4 jilid karangan Yuuki Fujimoto ini bercerita
tentang Hanadera Himawari, murid SMA kelas 1, anak ketiga dari lima bersaudara.
Orangtuanya meninggal karena kecelakaan saat dia masih kecil. Himawari tinggal
bersama keempat saudara laki-lakinya yang unik. Anak pertama bernama Hanadera
Sakura (21 tahun), anggota band rock yang bekerja part time di berbagai tempat
demi menjadi tiang utama keluarga. Suaranya bagus dan punya banyak penggemar.
Sejak kecil sudah jadi langganan juara lomba menyanyi. Sifatnya keras tapi
sangat perhatian terhadap adik-adiknya. Anak kedua, Hanadera Kikunosuke (19
tahun) adalah kakak laki-laki yang feminin. Dia sekolah di sekolah peñata
rambut. Bila mabuk, Kikunosuke akan berubah menjadi sangat laki-laki. Setiap
hari dia selalu bertengkar dengan Sakura memperebutkan gel rambut dan ikat
pinggang.
Anak ketiga, Hanadera Himawari (16 tahun), adalah
satu-satunya anak perempuan dalam keluarga ini. Ia bertindak sebagai pengganti
ibu. Rutinitasnya setiap hari selain sekolah adalah memasak makanan untuk semua
anggota keluarga, menyiapkan bekal makanan, mencuci pakaian dan mengurus rumah.
Anak keempat, Hanadera Aoi (14 tahun), siswa SMP kelas 3 yang kalau seminggu
tidak makan puding minimal dua, kondisinya mendadak jadi aneh. Gemetar tak
karuan. Dia dijuluki “Angel smile” karena orangnya selalu serius dan jarang
senyum. Tapi sekali tersenyum, orang-orang yang melihatnya bisa meleleh. Dia bertindak
sebagai bendahara, mengurus buku keuangan, sekaligus punya hak memutuskan apa
yang perlu dan tidak perlu dibeli oleh setiap anggota keluarga. Terakhir anak
kelima, Hanadera Umeta (6 tahun), si bungsu yang cengeng tapi paling baik hati.
Pernah hidup terpisah dengan saudara-saudaranya sampai umur tiga tahun kerena
dititipkan di tempat penitipan anak.
Walau
hanya terdiri dari 4 jilid, tapi komik ini mampu menggambarkan hubungan
keluarga yang erat dari lima bersaudara. Berbagai pemasalahan yang muncul
semakin menambah kekompakan mereka. Ceritanya juga ringan, menghibur dan
membuat kita jadi teringat keluarga di rumah. Entah bagaimana rasanya kondisi
rumah tanpa kehadiran ayah dan ibu. Kenangan orang-orang yang pergi
meninggalkan kita memang tidak akan bisa terhapus. Sampai kapan pun, rasa sedih
itu pasti ada. Tapi selagi kita hidup, jagalah apa yang kita miliki. Bila suatu
saat kesedihan itu tak bisa ditahan, boleh saja kita menangis. Setelah itu
tersenyumlah kembali.