25 June 2013

Song for My Sweet Home

Pulang, pulang 
Ayo pulang ke rumah 
Jika perut sudah lapar, 
Jika rasa sedih datang, 
Ayo pulang ke rumah 
Tempat keluarga menunggu kita 
~Song for My Sweet Home~ 

Komik 4 jilid karangan Yuuki Fujimoto ini bercerita tentang Hanadera Himawari, murid SMA kelas 1, anak ketiga dari lima bersaudara. Orangtuanya meninggal karena kecelakaan saat dia masih kecil. Himawari tinggal bersama keempat saudara laki-lakinya yang unik. Anak pertama bernama Hanadera Sakura (21 tahun), anggota band rock yang bekerja part time di berbagai tempat demi menjadi tiang utama keluarga. Suaranya bagus dan punya banyak penggemar. Sejak kecil sudah jadi langganan juara lomba menyanyi. Sifatnya keras tapi sangat perhatian terhadap adik-adiknya. Anak kedua, Hanadera Kikunosuke (19 tahun) adalah kakak laki-laki yang feminin. Dia sekolah di sekolah peñata rambut. Bila mabuk, Kikunosuke akan berubah menjadi sangat laki-laki. Setiap hari dia selalu bertengkar dengan Sakura memperebutkan gel rambut dan ikat pinggang.


Anak ketiga, Hanadera Himawari (16 tahun), adalah satu-satunya anak perempuan dalam keluarga ini. Ia bertindak sebagai pengganti ibu. Rutinitasnya setiap hari selain sekolah adalah memasak makanan untuk semua anggota keluarga, menyiapkan bekal makanan, mencuci pakaian dan mengurus rumah. Anak keempat, Hanadera Aoi (14 tahun), siswa SMP kelas 3 yang kalau seminggu tidak makan puding minimal dua, kondisinya mendadak jadi aneh. Gemetar tak karuan. Dia dijuluki “Angel smile” karena orangnya selalu serius dan jarang senyum. Tapi sekali tersenyum, orang-orang yang melihatnya bisa meleleh. Dia bertindak sebagai bendahara, mengurus buku keuangan, sekaligus punya hak memutuskan apa yang perlu dan tidak perlu dibeli oleh setiap anggota keluarga. Terakhir anak kelima, Hanadera Umeta (6 tahun), si bungsu yang cengeng tapi paling baik hati. Pernah hidup terpisah dengan saudara-saudaranya sampai umur tiga tahun kerena dititipkan di tempat penitipan anak. 

Walau hanya terdiri dari 4 jilid, tapi komik ini mampu menggambarkan hubungan keluarga yang erat dari lima bersaudara. Berbagai pemasalahan yang muncul semakin menambah kekompakan mereka. Ceritanya juga ringan, menghibur dan membuat kita jadi teringat keluarga di rumah. Entah bagaimana rasanya kondisi rumah tanpa kehadiran ayah dan ibu. Kenangan orang-orang yang pergi meninggalkan kita memang tidak akan bisa terhapus. Sampai kapan pun, rasa sedih itu pasti ada. Tapi selagi kita hidup, jagalah apa yang kita miliki. Bila suatu saat kesedihan itu tak bisa ditahan, boleh saja kita menangis. Setelah itu tersenyumlah kembali.
 
;