25 August 2012

Kembali

Betapa ingin kau menjadi malam
Berharap-harap sebentar lagi aku tertidur
Lalu diam-diam kau menyelusup ke dalam mimpiku
 Betapa ingin aku menjadi pagi
Menyapa embun, mengunyah matahari
Dan melupakanmu
~2 Sisi, Epri Tsaqib~

Ada hal yang ingin kau dengar tapi takkan pernah kau dengar dari orang yang kau harap mengatakannya. Kebenaran yang klise. Tapi aku hanya ingin melihat, tak perlu mendengar. Karena kau tak pernah mengatakannya. Selalu begitu, sejak dulu. Hanya goresan tinta yang kau biarkan aku membacanya dalam hening. Dan dalam ruang yang kau kirim lewat mata. Ironis bukan ? Aku terdampar di titik yang dulu kerap kutertawakan padamu. Terperangkap, kebingungan mencari jalan pulang. Setiap detik yang berlalu adalah penjara. Tapi biarkan saja malam ini. Biarkan kupejam mata dan kubisik angin pengantar pesan. Biarkan dingin meresapi raga, sejenak meninggalkan rasa yang sudah lama tak lagi singgah.  

Seperti selalu
Waktu mundur, mendekati garis eliminasi yang memulangkan
Yang memalingkan

Bulan terbenam. Aku berbalik. Kubuka mata, semua masih sama. Masih hening, masih kosong. Angin terdiam. Dan, dingin semakin menjadi.

Semua kembali.
Pada apa ?
Dan pulang.
Untuk siapa ?
 
;