25 October 2011

Cemburu

Beberapa jam yang lalu, sebuah pesan dari seorang teman masuk ke hp saya. Dia curhat kalau sedang dilanda rasa cemburu pada orang yang bukan apa-apanya. Apa itu cemburu ? Saya pun masih belum jelas tentang definisi cemburu. Yang saya tahu, cemburu itu adalah semacam perasaan tidak suka atau tidak rela terhadap perlakuan yang diberikan seseorang pada orang lain. Entah itu diberikan sama kadarnya atau lebih dari yang diberikan pada kita. Misalnya saja saya cemburu pada adik saya yang dibelikan hadiah oleh ibu atau ayah sementara saya tidak. tapi di sini pun saya ragu, ini cemburu atau iri. Atau mungkin saja kedua kata ini selalu berjalan bergandengan. Entahlah. Ada yang punya definisi lebih jelas ?

Salah seorang teman mengatakan bahwa siapapun tidak berhak cemburu pada orang yang memang bukanlah siapa-siapanya. Kalaupun orang itu adalah 'teman dekatnya', baginya itu tetaplah bukan apa-apanya. Saya sepakat dengan teman saya. Tetapi manusia tidak bisa menolak kapan rasa itu datang. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengendalikannya. Saya pun sering mendapati diri saya berada dalam balutan perasaaan cemburu, entah dalam ruang lingkup keluarga maupun di luarnya.

Dalam novel Padang Bulan, Abang Ikal mengatakan bahwa cemburu adalah perahu nabi Nuh yang tergenang di dalam hati yang karam. Lalu naiklah ke geledak perahu itu, binatang yang berpasang-pasangan yakni perasaan tak berdaya-ingin mengalahkan, rencana-rencana jahat-penyesalan, kesedihan-gengsi, kemarahan-keputusasaan, dan ketidakadilan-mengasihani diri. Cemburu adalah perasaan ganjil, perasaan paling aneh yang pernah diciptakan Tuhan untuk manusia.

Yang jelas, cemburu itu sangat tidak menyenangkan. Selain memang rasa cemburu itu sendiri yang tidak enak, cemburu juga bisa membuat saya menjadi serba salah. Saya tidak masalah menjadi tempat menumpahkan keluh kesah. Itu artinya saya masih dibutuhkan sebagai teman. Tapi kadang waktunya yang kurang tepat. sepertinya sulit juga menjadi teman yang “selalu ada” setiap dibutuhkan.
 
;