26 October 2011

Rindu Lewat Hujan

Sore ini hujan kembali turun. Aku terbangun dengan rasa yang tak menentu. Sejak lama aku selalu senang memandang hujan yang turun satu-satu dan semakin lama semakin deras. Tapi kali ini menjadi berbeda. Berbeda oleh segurat rasa yang menyeruak di antara denting air yang menghujam bumi. Muncul begitu saja bersama hawa dingin sore. Rasa yang jika berwarna mungkin sama dengan warna langit yang abu-abu dan mengambang seperti kabut. Aku memutar gagang pintu, keluar menghirup basah harum bumi. Kulihat sekitar, semua tampak berjalan pelan. Selalu ada ketenangan selepas hujan. Orang-orang terdiam memandang air yang jatuh di pinggiran atap. Sepertinya setiap manusia punya kenangan tersendiri dengan hujan. Lalu aku kembali ke kamar. Sejenak kututup mata. Membiarkan semuanya mengalir. Tak perlu ada perlawanan. Tak perlu ada penolakan akan kehadiran yang hampir mustahil dihindari. Lalu, kutatap cahaya remang yang menembus kaca jendela. Matahari masih berusaha menerangi bumi dengan sisa-sisa cahayanya. Kuraih laptop dan kutuliskan satu paragraf tentang kau, hujan dan sekeping rindu.
 
;