Gud morning, epribadeeh!! Apa kabar ? Alhamdulillah saya di sini baik-baik saja. *siapa yang nanya ?^^
Belakangan ini saya jadi pelupa. Lupa helm di lantai 3 sementara saya
sudah di parkiran. Lupa menanyakan pertanyaan yang sama ke orang yang
sama selama tiga minggu berturut-turut. Lupa janji ketemu teman, padahal
kita mau minum es kelapa muda, hikz! Lupa kembalikan buku-bukunya
orang, karena sudah serasa milik sendiri *dilempar sepatu. Dan lupa
kalau ada blog yang harus ditunaikan haknya. Untunglah saya tidak lupa
nama sendiri. Itu amnesia namanya.
Well, aktivitas tidak banyak berubah sejak datang ke sini setahun
lalu. Wow, sudah setahun rupanya. Tidak terasa, ya. Rutinitas biasanya
berputar di 6 K : Kampus, Kamar, Kajian, Kamali, Kota Mara dan
Kajili-jili. Yang terakhir itu mungkin hanya orang selatan yang paham.
Tapi anggap saja itu rutinitas acak supaya tidak bosan. Kampus-kamar
berlangsung selama beberapa hari seminggu. Ikut kajian minimal dua kali
sepekan. Insya Allah bulan depan akan ada Tabligh Akbar di masjid raya
kota ini. Bertahun-tahun halaqah di Makassar kemudian pindah ke halaqah
baru, dengan orang-orang baru, di tempat baru, dengan kultur yang sama
sekali berbeda bukanlah proses yang mudah. Sepupu pernah bilang waktu
terakhir ketemu, katanya mungkin saya belum dapat chemistry-nya. Tapi
pelan-pelan saya mulai merasa nyaman di sini. Kenyamanan juga butuh
waktu, nikmati saja.
Kamali itu area pantai. Kadang-kadang seminggu atau
dua minggu sekali makan di salah satu kedai di area ini. Kadang
sendiri, kadang sama teman dan kadang sama paman dan bibi. Btw, orang
sini kebiasaannya panggil paman dan bibi, bukan om dan tante. Kota Mara
juga wilayah pantai, ada Islamic Center di sana. Saya juga belum tahu
kenapa disebut kota. Saya suka lewat sini sore-sore karena pemandangan
laut dan langitnya. Ingat tidak saya pernah bilang kalo belum ada tempat
di mana matahari terbenam begitu indah selain di pantai kota Benteng ?
Ingat ? Nampaknya saya harus merevisi kata-kata itu. Karena langit sore
di sini cantik betul, apalagi selepas hujan. Kadang-kadang awannya
berwarna pink, seperti warna permen kapas. Rembulan juga terlihat lebih
terang dan besar. Mungkin karena pengaruh topografinya yang
bergunung-gunung. Kadang-kadang selepas makan malam, saya ikut paman dan
bibi mutar-mutar keliling kota. Pemandangan paling bagus terlihat dari
benteng keraton. Karena kota yang dihiasi lampu-lampu terlihat kecil
dari atas situ.
Oke cukup sekian kabar-kabarinya. Sekarang mau bahas buku dulu.
Soalnya belum tahu kapan bisa update tulisan lagi. Semakin hari saya
semakin jarang mencoret-coret di blog. Padahal ada banyak yang ingin
saya tuliskan. Toko buku jarang dijumpai di kota ini. Kalau pun ada,
beberapa di antaranya buku bajakan. Kemarin sempat nemu Bumi Manusia-nya
Pram di salah satu toko buku. Tapi harganya hampir setengah harga
normal. Setelah saya perhatikan, kualitas kertasnya juga beda. Rasanya
berdosa kalau beli buku bajakan, apalagi bukunya Pramoedya. Jadi demi
memuaskan hasrat membaca, pesan online jadi satu-satunya pilihan.
Salah satu jenis buku yang saya suka adalah buku yang membuat pembacanya lebih mengenal diri mereka sendiri. Seperti Think Like A Freak dan Hector And The Search For Happiness
yang baru-baru ini saya baca. Yang satu non fiksi dan satunya lagi
novel yang sepertinya banyak mengambil kisah pribadi penulis. Selain itu
saya juga suka buku yang mengupas karakter manusia seperti karakter
menurut golongan darah atau karakter berdasarkan sidik jari. Walau
kupikir analisis sidik jari lebih akurat dibanding golongan darah. Salah
satu sepupu yang kuliah di jurusan komunikasi sering mengoleksi
buku-buku pengembangan diri. Malcolm Gladwell, David J. Lieberman dan
Dale Carniege saya tahu lewat dia.
Selera baca saya banyak dipengaruhi orang lain. Mulai tertarik tema
konspirasi waktu SMA setelah baca bukunya Rizki Ridyasmara berjudul Knight Templar Knight of Christ
yang dibawa pulang sepupu saat libur semester. Mulai nge-fans sama
Andrea Hirata ketika pra kuliah dulu teman sepupu berkunjung dan membawa
novel Laskar Pelangi. Waktu itu belum ada label bestseller-nya. Mulai
suka novel-novelnya Gayle Forman ketika suatu hari diundang teman makan
siang di rumahnya, dan secara tak sengaja melihat If I Stay di
salah satu deretan bukunya. Mulai baca trilogy Titik Nol-nya Agustinus
Wibowo setelah tak sengaja melihat rombongan perempuan berparas Masyaa
Allah di pelataran masjid, dan mereka berasal dari Kazakhstan. Mulai
suka buku-bukunya Adian Husaini setelah baca novel Kemi yang secara tak
sengaja (ah, kenapa banyak sekali ketaksengajaan dalam hidup saya ?)
ditemukan di salah satu stan ketika ikut seminar di LAN.
Mulai suka Haruki Murakami setelah membaca Norwegian Wood.
Yang setelah itu lanjut ke buku-bukunya yang sudah diterjemahkan. Tapi
sebenarnya ketertarikan pada novel-novel Jepang dimulai jauh sebelum
itu, setelah membaca novel thriller-nya Ryu Murakami berjudul In the Miso Soup dan genre komedi berjudul Tahun 69 yang dipinjam di Snoppy. Dan jika waktu diundur lagi, mungkin setelah membaca dwilogi Samurai-nya Takashi Matsuoka yang dipinjam dari seorang teman. Atau mungkin setelah baca tetralogi Klan Otori yang dipinjam dari temannya teman. Saya sendiri sudah lupa yang mana duluan.
Hector And The Search For Happiness, Think Like A Freak, Ugly Love, O-nya Eka Kurniawan dan Seribu Bangau (Senbazuru)-nya
Yasunari Kawabata adalah buku-buku yang sebulan terakhir saya baca. Ini
pertama kalinya baca karya Kawabata atas rekomendasi seorang penikmat
sastra. Menurutnya, Kawabata lebih bagus dari Murakami. Wow, penasaran
juga. Beberapa tahun lalu pernah lihat Snow Country-nya di gramed, tapi belum minat beli. Setelah itu masih ada antrian Never Let Me Go-nya Kazuo Ishiguro, What I Talk About When I Talk About Running-nya Haruki Murakami dan beberapa buku lagi. The Silmarillion-nya
J.R.R Tolkie belum ada sepertiga saya baca. Banyaknya tokoh dan
rumitnya sejarah dunia Middle-Earth membuat buku ini harus dibaca dalam
mode petapa. Selain itu masih ada buku-buku kuliah yang memang jadi
bacaan wajib. Karena pekerjaan yang sekarang membuat saya belajar jauh
lebih keras dibanding waktu kuliah. Hehehe…
Yap, sekian cuap-cuapnya. Sudah ada panggilan rapat dari tadi. Sampai ketemu di tulisan berikutnya ^^