Saat membaca status-status
yang berhamburan di timeline, ada sebuah gambar yang diupload salah
seorang teman. Di gambar itu terdapat 9 gambar yang berbeda satu sama
lain. Ternyata gambar itu semacam tes kepribadian. Peraturannya, kita
disuruh memilih gambar mana yang paling disukai. Hasil tesnya akan
diberitahukan lewat inbox untuk menghindari ada yang tidak jujur dalam
memilih. Tes kepribadian, bagaimana pun bentuknya, boleh dipercaya boleh
tidak. Toh, tidak ada yang menjamin keakuratan hasilnya. Terlebih
karena objeknya adalah manusia.
Di antara sembilan gambar tersebut, saya memilih gambar nomor 2.
Gambar itu berbentuk segi empat berwarna hitam. Di atasnya terdapat
semacam pulpen berwarna merah dan sebuah garis berwarna putih di
sampingnya. Beberapa menit kemudian, hasilnya muncul lewat inbox sebagai
berikut :
Gambar Nomor 2. Mandiri, Tidak Biasa (tidak konvensional).
Gambar Nomor 2. Mandiri, Tidak Biasa (tidak konvensional).
Anda menginginkan kebebasan dan ketidakterikatan hidup yang
membiarkan anda menentukan jalan anda sendiri. Anda memiliki bakat
artistik dalam kerjaan anda dan aktifitas luang. Desakan untuk bebas
kadang menyebabkan anda melakukan perbuatan yang sangat berlawanan
dengan apa yang anda inginkan. Gaya hidup anda sangat individual. Anda
tidak akan meniru secara buta apa yang sedang “in”, di sisi lain anda
mencari kehidupan yang sesuai dengan cita-cita dan dan pendirianmu,
bahkan bila harus berenang melawan pasang.
Baiklah, saya akan analisis satu per satu.
Mandiri. Jika parameter mandiri adalah
tidak lagi sepenuhnya bergantung pada orangtua, maka dengan sangat
menyesal saya mengatakan, saya belum termasuk tipe ini.
Tidak biasa (Tidak konvensional). Ah tidak
juga, saya ini orang biasa. Tidak konvensional ? Ada kemungkinan begitu. Saya
sering tidak sepakat dengan beberapa kelaziman yang diaminkan
orang-orang. Dalam hal selera, saya bisa lebih tradisional
dibanding zaman saat itu. Tapi kesemuanya itu masih dalam taraf yang
biasa.
Menginginkan kebebasan dan ketidakterikatan dalam hidup.
Ini dia. Saya tidak suka terikat. Saya mencintai kebebasan. Kebebasan
di sini bukan kebebasan yang tanpa kendali. Tidak ada kebebasan semacam
itu. Pengecualian bagi orang yang gila. Manusia, seaneh apapun ia,
setidakbiasa bagaimana pun ia, selama belum gila, ia masih terikat norma
dan nilai terlebih jika ia beragama. Manusia punya rasa malu dan setiap
perbuatan selalu ada konsekuensi yang mengikutinya. Selain itu, ada
koridor-koridor yang telah saya tentukan sendiri sebagai pembatas.
Kebebasan dan ketidakterikatan yang saya maksud adalah sejenis
belenggu lain yang entah orang lain sepakat dengan saya atau tidak. Dan
karena itu pula, saya sering merasa aneh dengan diri sendiri. Intinya, saya tidak suka
terikat dan tidak suka mengikat orang lain. Jika seseorang memilih
pergi, saya tidak akan menahannya. Meskipun setelah itu,
saya akan setengah mati merindukannya. Begitu pula sebaliknya, bila saya
benar-benar ingin pergi, saya tidak suka ditahan-tahan.
Anda memiliki bakat artistik dalam kerjaan anda dan aktifitas luang.
Bakat artistik ? Bakat artistik apa maksudnya ? Saya paling lemah di
bidang seni. Saya tidak bisa menari, tidak bisa menyanyi, tidak bisa
bersyair, diksi saya buruk, tidak pintar berakting dan tidak bisa
melukis. Kali ini tebakan Anda benar-benar salah.
Desakan untuk bebas kadang menyebabkan anda melakukan perbuatan yang sangat berlawanan dengan apa yang anda inginkan.
Saya bisa sangat menikmati kesendirian. Kesendirian saat bepergian,
saat jalan-jalan, saat makan, saat hunting buku, saat di kamar. Dalam
banyak hal, saya lebih senang melakukan segalanya sendiri. Dan inilah
yang membuat saya sering berjarak dengan orang-orang terdekat saya. Saya
merasa sesak bila terlalu dekat dengan orang-orang yang saya cintai.
Adanya jarak membuat saya bisa bernapas lega. Di rumah pun seperti itu.
Ibu dan nenek sudah ratusan kali menegur saya yang tidak suka ngumpul
saat makan malam. Untuk waktu-waktu tertentu, saya masih bisa
berkompromi. Tapi selebihnya, saya lebih suka mengambil tempat di teras
belakang, dan makan sendirian di sana sambil memandang bintang
berserakan di langit. Entah ini terdengar sentimentil atau malah bodoh,
tapi seperti itulah. Saya bisa tenggelam dalam dimensi sendiri dan lupa
pada orang-orang di sekitar.
Yang cukup memahami hal semacam ini biasanya hanya ayah. Ia selalu
membebaskan saya untuk hidup dengan cara saya sendiri, berpikir dan
mengambil keputusan sendiri. Tak jarang keputusan-keputusan yang saya
ambil ditentang oleh ibu, tetapi selalu didukung oleh ayah. Salah
satunya adalah saat saya memutuskan untuk serius memakai jilbab. Ibu
mati-matian menentangnya bahkan sampai terlontar beberapa ancaman. Ayah
hanya diam menunggui ibu marah-marah. Selepas itu, baru ayah angkat
bicara dan dengan tegas mendukung keputusan saya. Saya jadi tersadar
bagaimana posisinya sebagai seorang ayah. Ia lelaki muslim, yang
punya anak perempuan muslim. Tidak ada alasan baginya untuk tidak
mendukung keputusan itu.
Kembali ke topik, saya tidak menyukai kesepian, tak ada satu pun
manusia yang suka hidup dalam kesepian. Tapi saya selalu butuh
sendirian. Dan kesendirian memerlukan jarak. Sikap saya yang mengambil
jarak sering menyakiti hati orang-orang di dekat saya. Saya pernah
benar-benar berada dalam keadaan “sesak napas” karena terlalu sering
bersama seseorang. Saya sudah berulang kali berusaha untuk lepas tapi
tidak bisa. Akhirnya, saya mengatakannya secara jujur. Hasilnya bisa
ditebak, ia sangat kecewa dan sakit hati. Ia memilih pergi. Saya
menyesal. Menangisinya. Saya benar-benar merasa jadi orang
paling jahat sedunia. Tapi sungguh, saya pun butuh kesendirian. Saya
tersiksa tanpa itu. Karenanya, adalah sebuah berkah jika kau punya
seseorang yang bisa mendampingimu namun bisa pula dengan mudah memberimu
ruang untuk bernapas, kemudian dekat kembali tanpa harus ada yang
tersakiti.
Gaya hidup anda sangat individual. Tolong dihapus kata “sangat”nya. Saya tidak separah itu.
Anda tidak akan meniru secara buta apa yang sedang “in”. Memang. Karena apa yang sedang “in”, demi langit dan bumi, bisa terlihat begitu konyol di mata saya.
Di sisi lain anda mencari kehidupan yang sesuai dengan cita-cita dan dan pendirianmu, bahkan bila harus berenang melawan pasang.
Terima kasih, saya sedang menjalani tahap itu. Doakan agar semuanya
dimudahkan dan agar saya kuat mempertahankan apa yang saya yakini.
Aamiin...