14 February 2013

Cinta Itu Revolusi


Cinta itu revolusi. Kepalamu bisa tiba-tiba terbalik seketika

Cinta, sebuah tema yang tak penah lapuk digilas waktu. Ia dilukiskan oleh para Nabi, ulama, penyair, filsuf, ilmuwan, seniman hingga orang awam. Sedemikian kompleksnya hingga manusia menggunakan setidaknya lima puluh istilah untuk mengungkapkan cinta, mulai dari al-Mahabbah (cinta kasih) hingga at-Ta’abbud (Penghambaan). Cinta itu revolusi. Kalau hanya sekadar suka atau merasa cocok, itu bukan cinta. Keduanya tidak cukup untuk membuat kepalamu terbalik seketika. Cinta itu revolusi. Bukan hanya kepala, seluruh hidupmu pun bisa terbalik 180 derajat. Seperti Umar bin Khattab yang langsung mendatangi kediaman Abu Jahal, orang yang paling keras memusuhi Nabi, dan dengan lantang menyerukan keislamannya. Keislaman yang mendatangkan kehormatan dan kekuatan bagi orang-orang muslim. Keislaman yang kemudian membuatnya dijuluki Al-faruq.

Cinta itu revolusi. Sebagaimana Mush’ab bin Umair, pemilik nama paling harum di Makkah yang bercerai dari kemewahan hidup demi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehari makan, berhari-hari kelaparan. Jubah usang penuh tambal-tambalan. Namun lewat tangannya penduduk Madinah berduyun-duyun masuk Islam. Dialah pemegang bendera perang Uhud. Seorang pemuda yang sedemikian melaratnya hingga saat syahid menjemput, ia tak memiliki kain yang cukup untuk menutup seluruh tubuhnya.

Cinta itu revolusi. Sebagaimana Hindun binti ‘Utbah yang sesaat setelah memproklamirkan keislaman, langsung mengambil palu dan menghancurkan berhala di rumahnya hingga berkeping-keping. Memupus noda-noda jahiliyah yang pernah melekati dirinya. Berbalik menjadi ahli ibadah dan ikut membakar semangat kaum muslimin dalam perang Yarmuk.

Begitulah seharusnya cinta. Jangan sekadar suka atau merasa cocok, tapi sesuaikan dengan syari’at. Bila diperintahkan berlepas diri, maka tinggalkan. Cukupkan dengan apa yang telah ditetapkan. Cinta sejati itu mengembalikan hati kepada keridhaan. Mengembalikan jiwa kepada ketenangan. Membalikkan kehinaan menuju kemuliaan.
 
;