26 February 2013

Ganti Nama

Bismillah,

Sebenarnya keinginan mengganti nama blog sudah terlintas sejak beberapa waktu lalu. Pertama kali membuat blog ini, saya tersangkut pada alamat dan judul, tak tahu mau diberi nama apa. Dan karena niat awal juga tidak ingin dipublikasikan (hanya beberapa orang yang diberitahu), sehingga nama Himitsuki diambil begitu saja dari sebuah gambar bulan. Tapi rupanya nama itu tidak cocok disematkan pada blog ini. Sehingga mulai terpikir untuk mencari nama lain.

Nama yang pertama kali muncul di kepala adalah Catatan Larut Malam. Ini karena saya keseringan menulis ketika malam sudah mendekati perbatasan. Tapi setelah dipikir-pikir, rasanya kok bernuansa mistis ya. Nama lain pun ikut-ikutan muncul, semisal Ratapan Anak Rantau. Dipikir-pikir lagi, kedengarannya seperti film sedih yang dirilis puluhan tahun lalu. Atau mungkin bagus kalau diberi nama Memoar Pecandu Donat. Ini mulai ngelantur.

Karena tidak dapat juga, akhirnya kamus pun dijadikan alternatif bantuan. Hasilnya lumayan. Ada beberapa nama yang berhasil lolos masuk nominasi. Beberapa di antaranya terdengar puitis gimanaaa gitu. Saya jadi geli sendiri membacanya. Sepertinya aroma puitis memang tidak cocok untuk blog ini. Kamus ditutup, tak ada hasil. Mouse saya arahkan ke folder lain yang bertuliskan LOTR. Setelah sekian lama akhirnya ketemu lagi sama film metafora futuristik ini. Kangen melihat petualangan tiga kawanan unik. Satunya berasal dari bangsa manusia, satunya dari bangsa peri (Elf) dan satunya lagi dari bangsa kurcaci (Dwarf). Siapa lagi kalau bukan Aragorn, Legolas dan Gimli. Tak ketinggalan pula empat kawanan hobbit dari Shire, Frodo, Samwise, Merry dan Pippin serta si kepala suku, Gandalf si Kelabu. Yang awalnya niat mencari nama, malah berakhir dengan nonton maraton trilogi The Lord of The Ring. Tak disangka, justru dari film inilah saya menemukan nama yang sepertinya cocok.

Bermula ketika pasukan bantuan yang dipimpin oleh Haldir tiba di Helms Deep atas perintah Elrond, penguasa Rivendell. Prajurit perang bangsa peri ini memakai jubah biru laut bertudung kepala lengkap dengan senjata busur dan anak panah. Saya suka melihat jubah yang mereka pakai, panjang dan lebar. Juga busur dan panah warna emas khas bangsa Elf.

Jubah semacam itu juga mengingatkan akan kejadian konyol yang terjadi pada suatu malam tiga tahun lalu, ketika seseorang datang ke rumah dan mengaku sebagai kembarannya Legolas. Saya kaget bukan main melihat makhluk yang tertutup jubah cokelat tua bertudung kepala. Saat dia tertawa terbahak-bahak, barulah saya sadar siapa sebenarnya orang itu. Kalau tidak ingat dia adalah tamu, besar kemungkinan sepatu yang ada di dekat kaki saya sudah mendarat di kepalanya. Perihal jubahnya, dia mengaku kalau pakaian itu adalah produk cap karung yang tanpa sengaja dia temukan di pasar. Hebat sekali.

Begitulah, nama ini biasa saja, tidak sepuitis yang lain. Malah mungkin terdengar aneh. Tapi jadi lebih cocok dibandingkan nama sebelumnya. Lagipula, blog ini kan latarnya memang warna biru. Biru itu warna air. Biru itu pakaian langit di siang hari. Begitu saja. Tidak ada acara potong kambing sebagai peresmian, hanya diawali lafadz Basmalah, ditemani sekotak teh lalu ditutup dengan Alhamdulillah.
 
;