Ingatan manusia terkadang seperti laci yang kuncinya tercecer di
suatu tempat. Ada hal-hal yang tersimpan rapi di dalamnya tapi seperti
terlupakan. Untuk itu dibutuhkan sesuatu, entah waktu atau suasana yang
tepat, atau apa saja yang memungkinkan untuk mengeluarkan fragmen itu
dari sana.
Ketika sedang khusyuk menyaksikan Samurai X live action,
tiba-tiba tetangga bawah memutar musik keras-keras. Musiknya
bermacam-macam mulai dari yang ribut sampai yang melow. Sepertinya si
tetangga punya koleksi lagu yang lengkap. Saya berusaha mengabaikan
dengan menutup telinga pakai bantal. Tepat adegan Kenshin
bertarung melawan ratusan samurai di kediaman Kanryu, tetangga bawah
mengganti lagu lain yang membuat saya tertegun sejenak. Dia memutar Wherever You Will Go-nya
The Calling. Entah kapan terakhir kali mendengar lagu ini.
Tiba-tiba saja saya seperti terlempar ke suatu sore, di sebuah ruang
tamu dengan layar TV yang menayangkan serial Smallville. Lalu,
perlahan sebuah fragmen mendesak keluar dari laci ingatan. Fragmen
dengan Rurouni di dalamnya. Oh bukan, ini bukan Rurouni Kenshin Samurai
X, tapi seorang penulis misterius.
Sewaktu SMA, mading (majalah dinding) sedang mengalami
kebangkitan. Tim redaksi menerima tulisan dari para siswa tanpa
mempermasalahkan apakah siswa tersebut menggunakan nama asli atau
menyembunyikan identitasnya. Di antara siswa yang tulisannya dimuat, ada
satu nama yang menarik perhatian saya. Namanya Rurouni, Sang
Pengembara. Saat siswa lain memakai nama-nama bernuansa barat seperti Phantom Shadow atau semacamnya, dia malah mengambil nama dari karakter anime. Besar kemungkinan orang itu adalah penggemar Samurai X.
Kehadiran Rurouni di dunia mading sebenarnya tidak berlangsung lama,
seingat saya tulisannya hanya mengisi sampai tiga edisi. Dia juga tidak
begitu menonjol dibanding penulis lain. Tapi tulisannya menarik,
cenderung ilmiah dan membuka wawasan, kecuali tulisan terakhir.
Tulisan terakhir itu menarik perhatian beberapa pembaca. Saya lupa apa judulnya tapi tulisan itu berisi pesan untuk
seseorang, entah untuk siapa. Saat membaca, saya bisa merasakan kesan
hening dalam tulisannya. Dia menyisipkan potongan lirik Wherever You Will Go di beberapa bagian. Mau tidak mau saya jadi teringat pada serial Smallville.
Rasa penasaran kemudian mendorong saya menanyakan identitas Rurouni
pada salah seorang senior yang menjadi tim redaksi mading. Tapi dia
menggeleng tidak tahu karena tulisan-tulisannya hanya dititipkan dalam
amplop sehingga tak seorang pun tahu seperti apa rupa si Rurouni.
Beberapa orang menduga bahwa Rurouni adalah salah satu siswa angkatan
saya. Entah benar atau tidak. Tak pernah ada yang membuktikannya.
Setelah itu saya selalu menunggu tulisan Rurouni selanjutnya. Tapi
tulisan berisi potongan lirik itu adalah yang terakhir darinya. Rurouni
tidak pernah lagi menghiasi mading sampai hari kelulusan. Entah siapa
Rurouni itu dan entah di mana dia saat ini. Sesuai namanya, mungkin dia
sedang dalam pengembaraan. Sampai sekarang saya masih penasaran akan
identitas dirinya. Tapi saya teringat bahwa dalam hidup ada hal-hal yang
sebaiknya tetap menjadi rahasia. Yah, sebaiknya memang begitu. Dan,
misalkan saja, entah angin dari mana, si Rurouni kesasar dan
membaca tulisan ini, saya ingin mengatakan bahwa saya menyukai
tulisan-tulisannya.