Aku suka hujan. Memberi sejenak kesejukan untuk bumi. Meredam jalanan kota yang ribut ini. Dari gerak mesin yang berisik sepanjang waktu.
Aku suka hujan. Saat orang-orang menggerutu kebasahan, belahan bumi lain bersujud melepas dahaga.
Aku suka hujan, yang membuat jendela kamar berembun. Walau kadang bergandengan dengan hati yang ikut mendingin.
Aku suka hujan. Memberi kesempatan berlari menembusnya. Merasakan kebebasan tanpa teduhan payung. Dan menyamarkan air mata yang menghujam tanah.
Aku suka hujan, karena ada kehidupan yang mengikutinya. Meski kepergiannya tak selalu menyisakan pelangi.
“Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)”
“kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya”
“Lalu disana kami tumbuhkan biji-bijian”
“Dan anggur dan sayur-sayuran”
“Dan zaitun dan pohon kurma”
“Dan kebun-kebun yang rindang”
“Dan buah-buahan serta rerumputan”
“(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu”
(Q.S ‘Abasa : 25-32)
“Lalu disana kami tumbuhkan biji-bijian”
“Dan anggur dan sayur-sayuran”
“Dan zaitun dan pohon kurma”
“Dan kebun-kebun yang rindang”
“Dan buah-buahan serta rerumputan”
“(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu”
(Q.S ‘Abasa : 25-32)